Healthy Transparent House (spa2)
Isu pemanasan global saat ini menjadi masalah utama yang harus dihadapi. Saat ini suhu terasa semakin panas. Temperatur udara meningkat. Es di kutub mencair. Salju di puncak gunung meleleh, akibatnya permukaan air laut naik, banjir pasang pun terjadi. Pantai akan semakin menjorok ke daratan.
Sebenarnya pemanasan ini timbul akibat ulah manusia juga. Penggunaan elektronika penghasil panas yang berlebihan. Pemakaian AC sepanjang hari, pemakaian kendaran bermotor secara masal, hingga pemakaian kantong plastik yang dalam pembuatannya memakan energi yang memakan banyak energi.
Salah satu kepedulian terhadap pemanasan global ini adalah penemuan material-material yang ramah lingkungan, penggunaan produk yang hemat energi dan dalam dunia arsitektur adalah penggunaan rumah ramah lingkungan.
Bagaimana rumah ramah lingkungan itu? pada dasarnya rumah ramah
lingkungan menerapkan konsep rumah hemat energi. Banyak memanfaatkan
pengudaraan alami dan pencahayaan alami. Desain rumah sedemikian rupa
sehingga tidak sepenuhnya bergantung pada AC dan lampu.
Dalam memanfaatkan cahaya matahari, yang diperlukan adalah “terang”
nya sedangkan “panas” nya dihindari. Salah satu caranya adalah
memanfaatkan arah timur/barat/ atau utara/selatan. Jendela harus
berkanopi dengan sehingga terpaan langsung cahaya matahari dapat
diminimalkan.
Faktor-faktor yang mendukung sebuah rumah menjadi rumah ramah lingkungan antara lain:
Penggunaan baja ringan ini sebagai jawaban atas semakin menipisnya
jumlah kayu hutan kita. Baja ringan lebih efektif dalam aplikasi atap.
Pengerjaannya lebih efisien dalam waktu, dan lebih presisi karena buatan
pabrik.
-
kusen, daun jendela, pintu menggunakan alumunium/ PVC/ UPVC
- Plafond menggunakan gypsum dan rangka besi holow
Hal ini bermanfaat untuk sirkulasi udara yang berada di dalam rumah.
-
Luas bangunan sebaiknya tidak lebih dari 60% luas lahan
Perbandingan antara luas bangunan dengan lahan hijau idealnya adalah
60-40.
Yang mana fungsi taman tidak hanya sekedar mempercantik
penampilan rumah, tetapi juga sebagai daerah resapan air hujan. Agar
taman dapat dengan mudah menyerap air hujan, caranya tidak hanya dengan
tanaman ,tetapi juga memberi pori-pori tanah dengan cara melubangi.
Selain sebagai resapan, taman juga berfungsi sebagai penyaring
kebisingan dan debu. Tentu rumah akan menjadi sehat jika minim debu.
Selain dengan menggunakan bahan yang ramah lingkungan, penambahan inovasi yang ramah lingkungan juga penting.
Rain Harvest , Pemanfaatan air hujan akan sangat dibutuhkan , mengingat musim sekarang yang tidak menentu. Air hujan yang turun melewati talang akan di salurkan menuju tempat penampungan yang terbuat dari tong bekas atau dapat dibuat dengan cara membuat lubang di tanah . Air hujan ini dapat digunakan untuk air pembersih kloset atau untuk persediaan air untuk menyiram tanaman.
- Efisiensi Cahaya, Pemanfaatan cahaya matahari bagi ruangan akan lebih menyehatkan untuk penghuni rumah. Dengan penempatan bukaan jendela atau ventilasi yang tepat
- Efisiensi Ruang, Dalam rumah sehat , pengguanaan ruang yang maksimal akan lebih baik. daripada banyak ruang yang dirancang namun kurang dalam segi penggunaan. Maka dengan pemanfaatan ruang yang lebih akan lebih efisien atau maksimal.
- Pembuatan Biopori dan sumur resapan, Adanya biopori di sekitar halaman rumah akan membuat air dari hujan akan mudah terserap oleh tanah tanpa membuat genangan yang akan menjadi rumah bertelur nyamuk.
- Vertical Garden , tanaman yang di tanam di dinding ini akan lebih efisien karena tidak memakan tempat dihalaman.
Itu tadi adalah beberapa inovasi-inovasi dalam rancangan rumah "healthy Transparent house" di Spa2
Terima Kasih semoga bermanfaat.
Efisiensi Pencahayaan
Manfaatkan semaksimal mungkin cahaya matahari sebagai sumber cahaya di
pagi hingga sore hari. Menggunakan cahaya matahari dapat menghemat
energi listrik dari lampu yang digunakan di siang hari. Pencahayaan
alami bisa diperoleh melalui pencahayaan samping yaitu dari jendela, dan
pencahayaan atas yang berasal dari lubang atap. Buatlah desain rumah
yang lebih terbuka pada dinding dan atap, agar cahaya matahari dapat
masuk ke dalam rumah secara lebih maksimal. Mengurangi sekat ruangan,
menyatukan fungsi ruang, dapat memaksimalkan cahaya yang masuk ke dalam
rumah.
Efisiensi Ruang
Menggabungkan lebih dari satu fungsi dalam satu ruangan, adalah pilihan
baik, dibanding harus memboroskan ruang. Misalnya meniadakan fungsi
ruang tamu, karena kita jarang menerima tamu, atau lebih sering menerima
tamu di teras. Buat saja ruang keluarga yang lebih besar, agar bisa
nyaman dan maksimal untuk bercengkrama sekaligus menerima tamu yang
sudah kenal dekat. Dalam hal ukuran bangunan, lebih besar tidak selalu
lebih baik. Karena makin kecil (baca : sederhana) bangunan, akan makin
baik control aspek lingkungan terhadap bangunan tersebut.
"Bangunan ramah lingkungan, dirancang dengan massa ruang, keterbukaan
ruang, dan hubungan ruang luar-dalam yang cair, teras lebar, ventilasi
bersilangan, dan void berimbang."
Pembayangan Ruang Luar, Kulit Bangunan, Ventilasi
Pemilihan bahan dan desain pembayangan, serta bukaan ventilasi yang
baik, mempengaruhi kenyamanan dan energi dalam rumah. Berikan secondary
skin pada dinding bagian luar, terlebih jika rumah menghadap ke arah
barat. Buat teritisan di atas bukaan, yang fungsinya meredam panas
matahari secara langsung ke dalam rumah. Bangunan dirancang dengan teras
lebar, ventilasi bersilangan; yaitu membuat bukaan (jendela) pada dua
dinding yang berbeda, innercourt serta void berimbang, untuk sirkulasi
udara dan cahaya alami ke seluruh ruangan, agar hemat energi.
Atap yang “Dingin”
Pilih bahan penutup atap yang memiliki nilai hambatan hantaran panas
cukup besar, dan kemampuan memantulkan panas dengan baik. Penggunaan
atap dari bahan tanah atau keramik, sangat baik untuk kenyamanan ruang
dalam. Tambahkan pula lembaran aluminium foil yang dipasang di bawah
penutup atap. Material styrofoam yang dilapis beton (beton Styrofoam)
juga berpotensi membuat dingin ruang dalam. Dinding rumah tetap terasa
“dingin” meskipun saat siang hari.
Material Ramah Lingkungan
Gunakan bahan bangunan yang tepat, efisien, dan ramah lingkungan. Pilih
produk lokal yang berkualitas, untuk meminimalkan terjadinya kontaminasi
lingkungan, mengurangi pemakaian sumber daya alam tak terbarukan dengan
optimalisasi bahan baku alternatif, serta menghemat penggunaan energi
secara keseluruhan. Memilih bahan baku lokal atau dari pabrik terdekat
berarti menghemat transportasi dan mengurangi karbon emisi dari
kendaraan. Tak ada salahnya, memanfaatkan material bekas atau sisa bahan
renovasi, misalnya genteng bekas, kayu atau bambu bekas perancah, kusen
lama.
Pemanfaatan Lahan Hijau
Elemen vegetasi berpotensi untuk menyejukkan lingkungan dan menurunkan
udara panas, serta meredam panas. Semakin banyak pohon yang ditanam,
udara makin sejuk dan oksigen yang dihasilkan dapat mencegah pemanasan
global. Ciptakan roof garden atau vertical garden, jika halaman tidak
memungkinkan. Dinding yang dijalari tanaman rambat membuat suhu udara di
luar dan di dalam turun, sekaligus untuk pasokan udara bagi penghuni.
Gaya Hidup Hemat
• Hemat Air. Kurangi kebiasaan berendam di bathtub, mencuci kendaraan
dengan air yang mengalir dan terbuang kemana-mana. Ganti bak mandi atau
bathtub dengan shower , untuk menghemat air.
• Buat sumur resapan, lubang biopori atau septictank ramah lingkungan yang tidak mencemarkan lingkungan.
• Memakai perangkat elektronik dan rumah tangga yang hemat energi, akan
berpengaruh dengan biaya listrik yang dikeluarkan tiap bulan. Pilih yang
hemat energi listrik, sehingga memiliki life cost yang ringan untuk
operasionalnya - See more at:
http://aplatteroffigs.blogspot.com/2014/03/konsep-rumah-ramah-lingkungan.html#sthash.CTQZmdWy.dpuf
Efisiensi Pencahayaan
Manfaatkan semaksimal mungkin cahaya matahari sebagai sumber cahaya di
pagi hingga sore hari. Menggunakan cahaya matahari dapat menghemat
energi listrik dari lampu yang digunakan di siang hari. Pencahayaan
alami bisa diperoleh melalui pencahayaan samping yaitu dari jendela, dan
pencahayaan atas yang berasal dari lubang atap. Buatlah desain rumah
yang lebih terbuka pada dinding dan atap, agar cahaya matahari dapat
masuk ke dalam rumah secara lebih maksimal. Mengurangi sekat ruangan,
menyatukan fungsi ruang, dapat memaksimalkan cahaya yang masuk ke dalam
rumah.
Efisiensi Ruang
Menggabungkan lebih dari satu fungsi dalam satu ruangan, adalah pilihan
baik, dibanding harus memboroskan ruang. Misalnya meniadakan fungsi
ruang tamu, karena kita jarang menerima tamu, atau lebih sering menerima
tamu di teras. Buat saja ruang keluarga yang lebih besar, agar bisa
nyaman dan maksimal untuk bercengkrama sekaligus menerima tamu yang
sudah kenal dekat. Dalam hal ukuran bangunan, lebih besar tidak selalu
lebih baik. Karena makin kecil (baca : sederhana) bangunan, akan makin
baik control aspek lingkungan terhadap bangunan tersebut.
"Bangunan ramah lingkungan, dirancang dengan massa ruang, keterbukaan
ruang, dan hubungan ruang luar-dalam yang cair, teras lebar, ventilasi
bersilangan, dan void berimbang."
Pembayangan Ruang Luar, Kulit Bangunan, Ventilasi
Pemilihan bahan dan desain pembayangan, serta bukaan ventilasi yang
baik, mempengaruhi kenyamanan dan energi dalam rumah. Berikan secondary
skin pada dinding bagian luar, terlebih jika rumah menghadap ke arah
barat. Buat teritisan di atas bukaan, yang fungsinya meredam panas
matahari secara langsung ke dalam rumah. Bangunan dirancang dengan teras
lebar, ventilasi bersilangan; yaitu membuat bukaan (jendela) pada dua
dinding yang berbeda, innercourt serta void berimbang, untuk sirkulasi
udara dan cahaya alami ke seluruh ruangan, agar hemat energi.
Atap yang “Dingin”
Pilih bahan penutup atap yang memiliki nilai hambatan hantaran panas
cukup besar, dan kemampuan memantulkan panas dengan baik. Penggunaan
atap dari bahan tanah atau keramik, sangat baik untuk kenyamanan ruang
dalam. Tambahkan pula lembaran aluminium foil yang dipasang di bawah
penutup atap. Material styrofoam yang dilapis beton (beton Styrofoam)
juga berpotensi membuat dingin ruang dalam. Dinding rumah tetap terasa
“dingin” meskipun saat siang hari.
Material Ramah Lingkungan
Gunakan bahan bangunan yang tepat, efisien, dan ramah lingkungan. Pilih
produk lokal yang berkualitas, untuk meminimalkan terjadinya kontaminasi
lingkungan, mengurangi pemakaian sumber daya alam tak terbarukan dengan
optimalisasi bahan baku alternatif, serta menghemat penggunaan energi
secara keseluruhan. Memilih bahan baku lokal atau dari pabrik terdekat
berarti menghemat transportasi dan mengurangi karbon emisi dari
kendaraan. Tak ada salahnya, memanfaatkan material bekas atau sisa bahan
renovasi, misalnya genteng bekas, kayu atau bambu bekas perancah, kusen
lama.
Pemanfaatan Lahan Hijau
Elemen vegetasi berpotensi untuk menyejukkan lingkungan dan menurunkan
udara panas, serta meredam panas. Semakin banyak pohon yang ditanam,
udara makin sejuk dan oksigen yang dihasilkan dapat mencegah pemanasan
global. Ciptakan roof garden atau vertical garden, jika halaman tidak
memungkinkan. Dinding yang dijalari tanaman rambat membuat suhu udara di
luar dan di dalam turun, sekaligus untuk pasokan udara bagi penghuni.
Gaya Hidup Hemat
• Hemat Air. Kurangi kebiasaan berendam di bathtub, mencuci kendaraan
dengan air yang mengalir dan terbuang kemana-mana. Ganti bak mandi atau
bathtub dengan shower , untuk menghemat air.
• Buat sumur resapan, lubang biopori atau septictank ramah lingkungan yang tidak mencemarkan lingkungan.
• Memakai perangkat elektronik dan rumah tangga yang hemat energi, akan
berpengaruh dengan biaya listrik yang dikeluarkan tiap bulan. Pilih yang
hemat energi listrik, sehingga memiliki life cost yang ringan untuk
operasionalnya - See more at:
http://aplatteroffigs.blogspot.com/2014/03/konsep-rumah-ramah-lingkungan.html#sthash.CTQZmdWy.dpuf